Tanpa terasa sudah 2 tahun lamanya kita melalui pandemi ini, tanpa kita tahu kapan pandemi ini akan berakhir. Kita dilatih untuk mampu beradaptasi dengan kondisi yang baru, seperti menggunakan masker, sering mencuci tangan dan menjaga jarak, serta melakukan work from home (WFH).
Kemampuan beradaptasi juga dilakukan oleh anak-anak kita, mereka dilatih untuk beradaptasi dengan tata cara atau kebiasaan yang baru, seperti melakukan kegiatan pembelajaran jarak jauh (PJJ), bermain dan beraktivitas di dalam rumah. Tak bisa dipungkiri hal tersebut dapat menyebabkan perasaan frustasi, marah, sedih, kecewa, dan cemas pada diri anak. Terkadang anak merasa sulit untuk mengungkapkan atau mengekspresikan emosinya melalui kata-kata (verbal) atau tindakan (non verbal).
Padahal kemampuan regulasi emosi adalah hal penting bagi anak, agar mereka mampu mengendalikan diri dalam situasi negatif. Regulasi emosi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menilai, mengatasi, mengelola dan mengungkapkan emosi yang tepat dalam rangka mencapai keseimbangan emosional. Tidak bisa dipungkiri bahwa kemampuan regulasi emosi tidak secara tiba-tiba dimiliki oleh seorang individu, akan tetapi melalui latihan berulang dalam proses kehidupan.
Bonanno & Mayne (dalam Gross, 1998) mengemukakan tiga dasar kategori dalam regulasi emosi psikologis, yaitu:
1. Kontrol regulasi, merupakan proses pencapaian keseimbangan emosional (emotionalhomeostasis).
2. Regulasi awal, dilakukan untuk mencapai atau terpeliharanya keseimbangan emosional.
3. Eksplorasi regulasi, merupakan mencoba perilaku baru, melakukan kegiatan-kegiatan dalam rangka mempelajari emosi-emosi mereka.
Salah satu cara dalam mencapai kontrol regulasi emosi pada anak adalah melalui teknik relaksasi melalui pernafasan. Dilansir dari copingskillsforkids.com ada beberapa teknik relaksasi atau pernafasan sederhana yang dapat diajarkan ke anak guna meredakan kecemasan atau emosi negatif yang dirasakan.
1. Deep breathing using hand
Tarik nafas ketika jari telunjuk tangan kanan menyelusuri jari-jari tangan kiri ketika pergerakannya ke atas dan membuang nafas ketika turun. Kegiatan ini dapat membantu anak untuk fokus dan menjadi rileks. Hal yang sama bisa diterapkan ketika anak melihat bentuk-bentuk lain seperti jendela (squared breathing).
2. Breathing using visual supports
Anak diminta untuk membayangkan bahwa mereka sedang mencium bunga lalu meniup kincir angin. Jika anak kesulitan untuk membayangkan, bisa gunakan benda yang sesungguhnya. Untuk meniup juga bisa menggunakan lilin atau tisu sehingga api atau tisunya bergetar, tidak sampai mati atau terbang.
3. Baloon breathing
Anak diminta untuk membayangkan bahwa perut mereka adalah balon, kemudian minta mereka untuk menarik nafas melalui hidung hingga balon (perut) mereka mengembang. Kemudian di tahan selama 3 detik lalu buang nafas melalui mulut secara perlahan hingga balonnya mengecil. Jika sulit bagi anak, maka dapat menggunakan balon untuk teknik pernafasannya ini.
Teknik relaksasi atau teknik pernafasan dapat memberikan beragam manfaat yang dapat diperoleh anak, antara lain memberikan sinyal kepada tubuh untuk mengeluarkan hormon yang menenangkan, membantu untuk merasa lebih baik setelah mengalami emosi yang kuat, membantu untuk menjadi lebih fokus dan siap untuk belajar, mengurangi gejala fisik akibat stress, mengembangkan kesabaran dan regulasi diri.